welcome


Selamat Datang Di Blog Saya”


Assalamu'alaikum ...........
Selamat datang di blog Just Me Reza, mencoba berbagi apa saja lewat dengan rekan semua.
Hidup sehat ....... jauhi MIRASANTIKA.

Jumat, 23 Maret 2012

Perubahan Zona Waktu Indonesia.


eaca5c574d9997a0aec294d1c4f8ee9b_indonesia Perubahan Zona waktu Indonesia menjadi satu dengan patokan WITA. Mulai 17 Agustus 2012,
Indonesia akan berlakukan satu zona waktu Greenwich Mean Time (GMT) +8.
 Berarti orang yang biasa berada di zona WIB, jam nya akan ditambah1 dan yang berada di WIT akan dikurangi 1 jam.
Berikut infonya dikutip dari okezone.

Guna memicu laju pertumbuhan ekonomi, pemerintah berencana menyatukan perbedaan wilayah waktu Indonesia yang saat ini dibagi ke dalam tiga zona waktu. Nantinya, zona bagian Tengah (Wita) akan menjadi patokan. Dengan demikian batas waktu Indonesia dalam internasional akan menjadi Greenwich Mean Time (GMT) +8.
Kadiv Humas dan Promosi KP3EI (Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) Edib Muslim mengatakan dasar pemberlakuan zona satu waktu ini di antaranya adalah efisiensi birokrasi dan peningkatan daya saing ekonomi. Menurutnya, dengan adanya satu waktu ini maka dari 190 juta penduduk yang biasanya melakukan aktivitas bersamaa dalam zona WIB, akan meningkat menjadi 240 juta penduduk.
Edib menambahkan, penyatuan waktu dilakukan demi mendorong peningkatan kinerja birokrasi dari Sabang hingga Merauke. Hal yang menjadi bagian dalam kerangka kerja KP3EI ini juga dimaksudkan untuk mendorong daya saing bangsa dalam hal sosial-politik, ekonomi, hingga ekologi.
Ditemui di kesempatan yang sama, Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Lucky Eko Wuryanto menjelaskan, penyatuan waktu merupakan orientasi kebijakan yang akan diusulkan. Menurutnya, dengan menerapkan satu waktu bagi Indonesia maka semua dapat bergerak bersama.
“Kalau ini diterapkan, sesungguhnya, kerugiannya itu akan sangat minimal dan justru banyak hal-hal positifnya,” tegas dia dalam acara Workshop MP3EI di Hotel Santika Bogor, kemarin.
Lebih jauh dia menjelaskan, memang nantinya dibutuhkan sebuah penyesuaian. Meski begitu, dia yakin terjadi bukan komplikasi tapi simplifikasi. “Karena artinya, karena waktunya sama, kita bisa transaksi berbarengan,” jelas dia.
Analoginya, jika Indonesia menerapkan GMT +8, maka perdagangan yang terjadi bukan hanya sama di seluruh Indonesia, namun juga akan bersamaan dengan Malaysia dan Singapura. “Memang mereka akan menjadi bagian secara otomatis dengan perekonomian kita, terutama kalau kita bicara bisnis. menurut saya sih ngga ada masalah,” tutur dia.
Saat ini, Indonesia terbagi dalam tiga zona waktu. Selisih antara zona waktu yakni satu jam. Ini dinilai pemerintah tidak efektif, misalnya, dalam waktu dagang antara dunia usaha di zona WIT dan WIB.
Menurut KP3EI, jika jam transaksi perdagangan umum di Jakarta dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 17.00 WIB, maka waktu efektif berdagang antara dunia usaha di WIT dan WIB hanya empat jam.
KP3EI memparkan dengan satu waktu yang berpatokan pada GMT+8 (Wita) maka masyarakat yang berada di kawasan tengah dan timur Indonesia bisa mempunyai ruang transaksi yang lebih banyak untuk bertransaksi dengan masyarakat di kawasan barat Indonesia.
Penerapan zona satu waktu ini, dalam paparan KP3Ei, direncanakan akan berlaku pada 17 Agustus 2012 dan hanya membutuhkan Peraturan Presiden (PP) sebagai payung hukumnya. (mrt)
BOGOR - Rencana pemerintah menggabungkan zona waktu di Indonesia menjadi satu bukan hal baru. Pergantian zona waktu di Indonesia sudah sembilan kali dilakukan.
Kepala Divisi Humas dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) Edib Muslim menuturkan usulan pembagian waktu bukan lagi hal baru, sebab sudah sembilan kali sejak zaman kemerdekaan, Indonesia melakukan pengubahan tersebut.
“Saya kira ini ada di pikiran Pak Menko (Menko Kesra Agung Laksono). Saya yakin beliau ada alasan untuk lakukan itu. Toh ini bukan hal baru, kita sudah sembilan kali melakukan pengubahan perbedaan waktu menggunakan GMT +8. Dan semua ada alasan ekonomi dan politik tertentu,” jelasnya dalam acara Workshop MP3EI di Hotel Santika Bogor, kemarin.
Indonesia sendiri bukan kali ini saja menerapkan zona waktu yang berbeda. Dalam paparan KP3Ei, pada pra kemerdekaan, pemerintah Hindia Belanda jgua telah mengubah zona waktu di wilayah nusantara sebanyak lima kali.
Memasuki zaman kemerdekaan, Indonsia sudah empat kali melakukan pengubahan pada 1947, 1950 dan 1963. Pada 1987 Bali keluar dari zona WIB dan masuk WITA. Alasannya, semata karena memperhitungkan sektor pariwisata.
“Bali kita geser ke kanan agar turis-turis Australia menginap semalam lagi. Kalau yang tambah menginap satu orang itu kecil, tapi kalo 100 ribu orang dikali USD100 berapa ? Itu baru hotelnya, belum dari suvenirnya,” tambah dia.
Dia mencontohkan Batam, yang setiap tahun harus kehilangan potensi Rp 100 miliar dari transaksi hotel karena turis asal Singapura harus pulang lebih awal akibat perbedaan waktu satu jam dengan Batam, Indonesia.
“Seharusnya turis-turis Singapura yang datang ke Batam itu langsung kerja besok pagi dari Batam. Tapi, karena kita terlambat sejam mereka harus pulang dulu untuk besok pagi bisa kerja. Kalau semalam lagi turis-turis ini stay di Batam, berapa hotel di Batam yang penuh pada Minggu malamnya?,” kata dia.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Lucky Eko Wuryanto menyebut Brazil, China dan India sebagai negara yang telah lebih dulu mengubah zona waktunya.
“Sekarang ada pamikiran di North American Free Trade Agreement (NAFTA) jadi kenapa kita tidak melakukan itu juga. karena toh sepertinya oke-oke saja toh (negara) yang sudah melakukan itu. Sudah beberapa kali kita melakukan ini, meski skalanya tidak sebesar ini,” tambah dia
.
Menurutny, pemerintah memang memiliki banyak pertimbangan lain dari sisi praktis yang dikaji terkait zona satu waktu ini. “Kita melihat, dari pengamatan kita ini pemikiran yang bisa kita terapkan dan punya dampak positif terhadap perekonomian,” jelasnya.
“Tapi kalau kita bicara soal pimpinan kan mereka punya pandangan-pandangan yang lain. Tapi apa yang akan kita lakukan ini masih pemikiran teknis. Negatifnya apa kita juga ingin tahu,” tambahnya.

SEMOGA BERMANFAAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar